Bali has always been like a second home to me after Jakarta. I lived and worked there, and even the company I am working for is located in Bali although I am physically in Jakarta. This connection makes Bali always special to me.

Just like most Indonesians who have more privilege due to the distant and fare to visit the island, I visit Bali at least once a year for holiday. However, there is one time which I would say is the best time to visit Bali where you could experience the pure and authentic Bali atmosphere: during their Day of Silence or mostly known as Nyepi.

It's been a while since my last post. A lot has happened in my life, which has somehow changed me. As I've grown older—I'm now in my 30—I still feel somewhat clueless. I don't know what direction to take in my life. I still love the same things, doing what my younger self always enjoyed. The only thing I've realised that's changed is the way I perceive things.

Nothing seems permanent.

Time keeps moving forward.

It's unsettling how my desire for solitude has grown as I've grown older. I find comfort in my small, close-knit circle—just my family and best friends. I no longer feel the need to expand my social network. Even at work, I prefer to interact only with those I directly collaborate with. Small talk irritates me, and engaging with strangers doesn't interest me. 

I find solace in my own little world.

I truly value my freedom and solitude.

After my beloved grandma's passing last October and my dad had a stroke, my life changed quite drastically. An empty void appeared in my heart, and nothing will ever be the same. But what's truly scary is that this is just how life works. I used to feel indifferent when people would say, "Well, that's life." The only thing that counters this fear is realising that I'm not alone in experiencing such loss in this world. However, witnessing how each person reacts and feels differently also makes me question: Should I really be feeling this melancholy?

Clearly, I overthink again.

I tried to move on, or at least I attempted to treat myself, by allowing happiness back into my life and embarking on new adventures. I took a five-day trip back to Bali, and I'm truly grateful to my company for granting me time off without any hassle. Every time I travel, I'm reminded of the myriad possibilities that life offers beyond the routine I've grown accustomed to. Stepping outside my comfort zone and exploring new horizons feels refreshing, and returning home afterward brings a sense of renewal.

There are some things left unsaid in everyday life, and I find solace in expressing them through my personal blog.

Dari semua negara yang pernah aku kunjungi, baru kali ini aku merasa kangen sama negara ini dan rasanya pengen cepat-cepat untuk bisa kembali lagi ke sana. Korea Selatan memang sudah menjadi impian aku lama, tapi baru awal tahun ini aku memiliki tekad kuat untuk merencanakan trip ke negara tersebut. Dan akhirnya, di bulan April tahun ini, Puji Tuhan, keinginanku tercapai. 

서울에 나 왔네! 드디어!

Berawal di bulan Januari saat tahun baru, aku merasa aku perlu sesuatu hal yang baru yang membuat aku lebih semangat untuk bekerja dan menjalani hari-hari. Aku perlu sesuatu yang bisa membawa aku keluar dari zona nyaman. Sebagai anak rumahan, kalau terus-terusan di rumah saat liburan, kapan aku bisa mendapat pengalaman baru yang seru? 

Dalam 7 tahun terakhir, aku sudah tidak pernah berlibur ke luar negeri. Wisata hanya dalam negeri, terlebih aku pernah kerja di Bali. Siapa yang butuh liburan kalau tinggal di Bali? Everyday feels like a holiday in Bali! Perjalanan ke luar negeri pun hanya sebatas perjalanan dinas kantor untuk seminar ke Singapur. 

Passport aku kosong, pun kadarluasa. Lalu, ditambah pula dengan pandemi. Aku akhirnya baru mau kembali mengurus passport-ku di pertengahan tahun lalu; untuk mencegah kalau-kalau ada urusan kantor yang memberiku kesempatan untuk keluar negeri saat sudah kembali ke (new) normal.

APPLY VISA KOREA

Untuk pembuatan visa, aku sudah mulai mengontak kenalan temanku yang kebetulan adalah owner Dearest Jinhee. Aku book slot untuk pembuatan visa untuk berangkat di bulan April. Pelayanan mereka memang udah tidak perlu diragukan lagi karena mereka sudah berpengalaman handle visa dan tur di Korea. Aku memutuskan untuk pakai jasa mereka untuk pembuatan visa karena ini adalah visa Korea pertama aku dan aku tidak mau ambil resiko penolakan. Kalau kalian memiliki budget lebih dan tidak mau pusing atau cuti karena harus menyerahkan dokumen langsung ke KVAC, kamu mungkin bisa mengkonsiderasi jasa mereka. Informasi selengkapnya tentang Dearest Jinhee bisa dilihat di sini. 

Karena aku belum pernah ke Korea sebelumnya, maka visa yang aku apply adalah Single Entry Visa. Proses pembuatan visa adalah 10 hari kerja (sebelumnya hanya 7 - 10 hari kerja, tapi sekarang ditulisnya 10 hari kerja) atau bisa lebih. 

Apakah harus pakai jasa agent kalau membuat visa Korea? Tidak. Banyak orang yang ajukan visa sendiri dan berhasil juga yang di-approve. Informasi resmi tentang visa Korea bisa dilihat di sini. 

FLIGHT JAKARTA - SEOUL

Ada beberapa opsi untuk maskapai yang menawarkan direct flight dari Jakarta ke Korea, seperti Garuda Indonesia, Asiana dan Korean Air. Tapi, karena aku mau lihat safety video SUPERM (LOL), aku pilih Korean Air. Economy class-nya luas, pelayanan baik. In-flight entertainment... karena perjalanannya malam hari jadi aku lebih banyak tidur dan tidak begitu menonton. Untuk makanan, ya, kualitas dan rasa sama seperti makanan economy class pada umumnya :). Tapi mungkin juga karena sudah malam, jadi aku tidak berselera untuk makan. 

Bubu ✈️ pic.twitter.com/VBAoKbEcj1

— ED (@goyangi94) April 4, 2023

Maskapai pulangku juga sama dan serunya, makanannya jauh lebih enak. Mungkin karena penerbangannya dimulai dari base (Korea) jadi catering pun menjadi lebih maksimal. Kami dapat snacks, seperti pizza dan ice cream diluar main course. 

Apakah ada turbulence? Tentunya. Saat perjalanan menuju Incheon, turbulence mulai terasa konsisten selama 1 jam sebelum sampai tujuan. Itu menjadi alasan aku bangun, padahal tidurnya udah pulas. Tapi, ketika perjalan kembali ke Jakarta, turbulence sudah mulai saat pesawat berada di atas Brunei Darussalam hingga Jakarta.

Kalau aku travelling, aku usahakan selalu membawa Vicks obat batuk yang aku gunakan sebagai obat tidur LOL! Jadi untuk memastikan aku bisa dapat tidur cukup supaya besoknya bisa segar jalan-jalan, aku pasti minum itu dulu sebelum take-off. Ini juga sering aku terapkan kalau travelling sendirian urusan kantor, karena takut di hotel tidak bisa tidur :-)

Anyways....

PENGINAPAN DI KOREA

Kali ini aku ditemani oleh mama, kakak dan juga teman mamaku. Karena kami berempat dan tentunya ada dua ibu-ibu, kami lebih memilih untuk menginap di Airbnb ketimbang di hotel. Harga tentu jauh lebih efisien dan fasilitas yang didapat bisa seperti rumah. Mamaku senang karena ada mesin cuci dan kompor walaupun pada akhirnya kita selalu makan di luar. Tapi, layaknya apartmen mini di Korea pada umumnya, mereka tidak ada lift dan unit kami di lantai 4. Puji Tuhan, mama dan temannya masih menyanggupi jadi tidak masalah. Well, mamaku dan temannya tidak tua-tua sekali, sih LOL

Lokasi Airbnb kami sangat strategis, yaitu di Hongdae. Hanya 5 menit dari Hongdae station, DAN stasiun Hongdae juga memiliki jalur direct dari dan ke bandara! Jadi kami gak perlu report naik bus atau bayar taxi mahal dari/ke bandara. 

Darti terminal kedatangan saat di Incheon International Airport, kita hanya perlu turun ke basement (aku lupa lantai berapa tempatnya) untuk masuk ke area train ini. Di daerah ini akan banyak toko-toko dan restaurant juga dan tentunya, tempat pembelian tiket kereta. Kalau bingung, jangan khawatir karena akan ada petugas yang bisa membantu. 

TRANSPORTASI

Selama di Korea, aku selalu menggunakan T-Money untuk naik public tranports. T-Money di Korea itu fungsinya sama seperti e-money yang kita pakai untuk bayar tol, parkir dsb. Biasanya mereka dijual di minimarket mana saja, termasuk yang ada di bandara. Untuk top-up pun juga bisa diseluruh minimarket. 

Kalau kamu K-POPers, kamu mungkin tidak asing lagi dengan istilah 'Locamobility Card'. Biasanya Sijeuni / NCTzen sudah familiar dengan ini :D Nah, kartu ini bisa kita pakai sebagai T-Money. Nanti saat tiba di Korea, kita tinggal perlu isi atau top-up saja. Di awal, aku isi sekitar 15,000 Won (≈IDR165,000). 

Selama di Korea, Google Maps sedikit kalah dengan Naver Map. Keduanya bisa sama-sama memberikan informasi atau cara untuk sampai ke tujuan, tapi Naver Map lebih jelas dan efektif apabila digunakan untuk berjalan kaki. Saat menunggu kereta atau bus pun, Naver Map bisa memberikan nomor bus, nomor halte dan juga real-time waktu kapan transport akan tiba. Ahh, I love technology.

PAKET INTERNET SELAMA DI KOREA

Pilihannya ada dua, yaitu dengan beli nomor Korea atau menyewa wi-fi. Tapi kali ini, aku pilih menyewa wifi yang aku pesan di JavaMifi. Sungguh, menurutku ini sangat praktis, canggih dan cost efficient! Aku baru pesan di website JavaMifi 6 jam sebelum flight aku, dan aku sudah bisa langsung ambil di bandara. Esoknya, setibanya di Korea, jaringan internet sudah otomatis nyala tanpa perlu ini itu! Pokoknya aku kagum. Jaringan internetnya cepat. Aku beli kuota yang paling kecil karena hanya akan banyak dipakai untuk melihat Naver Map dan Google Maps. Dan ketika sudah sampai di Airbnb, koneksi wifi diganti dengan yang tersedia di tempat penginapan.

DAERAH YANG WAJIB DIKUNJUNGI SELAMA DI KOREA

Sayangnya, aku kemarin hanya 5 hari di Korea. Padahal masih banyak sekali tempat-tempat yang belum sempat aku kunjungi, seperti Busan. Tapi gak papa, nanti kita kesana lagi, ya. Kalau kamu memiliki waktu yang terbatas juga selama di Korea, aku rekomendasikan kamu ke tempat-tempat yang utamanya dulu saja, seperti daerah Hongdae & Myeongdeong, Namsan Tower, Gyeongbokgung Palace dan Bukchon Hanok Village. 

Ini sedikit tips dari aku, semoga bermanfaat!

#1 Emotional Baggage

#2 Kindness Wins

#3 The Boyfriend

#4 Success is Nothing Without Someone You Love to Share It With

#5 Ethical

It's been two years since my last post on this blog. I occasionally wrote down my thoughts or simply created notes on my phone but I just ended up putting them as draft and never actually publish them.

Two years have gone by quickly and I would say that there are many small changes in my life which I am grateful for.

During my absence on this blog, I actually managed to create a new blog for my small business' website that I dedicate for my admiration and interest towards K-POP.

Just like any other Pisces in general, I like to observe and see things from a deeper perspective. Even with my interest in K-POP, I always want to know what it has taught me and how it has pushed me to become a better person. Because there is no point of spending my energy on something that does not give me anything good in return. Therefore, I often catch myself busy in my very own thoughts even when I am interested in something. 

It actually feels good to have something that can energise and entertain you on your hard days. At this moment, there is no particular thing that excites me more other than K-POP and travelling. And that's okay, as I also try to embrace this life which now has slowly becoming 'normal' again. Although it cannot go back exactly the same as it used to be before Covid. We all have changed.

The last two years was a real challenge to me. In 2020 every human being experienced the same worry and anxiety and therefore, it felt like we were on the same boat. However, in 2021 - 2022, I had many ups and downs to figure out who I was and what I really wanted to pursue in this life. Although I still have not got the answer yet but I think I have made an agreement with myself to firstly achieve peace in heart and hopefully, the rest will follow. Then, you started to realise that it's actually a never-ending process that you have to work on. 

I was not a person with new year resolutions. But this year, I somehow know this is going to be great. Like it's finally a year for me to find the zest for life and get back up again. So, I made myself some resolutions.

I make my self busy by learning new things. I take classes after work which sometimes exhausts me physically but well, yeah.. no pain, no gain.

It also comes to my realisation that being an adult sometimes means that you have to understand that at some point in time you will have different life paths with your friends or people at your age in general.  And even though you might be standing alone, you've got to be strong and stay responsible for the path that you are on, with your own integrity.

I will be back blogging and hopefully, there will be chances for me to travel a lot this year. I will also create contents for EDDMAYR blog and I think it will be fun. 

Dunia K-POP memang sedang ramai-ramainya diperbicangkan di Indonesia. Pengaruh budaya Korea Selatan memang sangat besar bagi kehidupan anak-anak remaja di Indonesia. Eh, hang on. I am not a teenager but I can still feel the influence of K-POP in my life.

Akhir tahun 2018 menjadi satu kisah pilu bagi warga sekitar Pandeglang, Banten. Aktivitas Gunung Anak Krakatau mengakibatkan gelombang tsunami yang memorak-porandakan kawasan wisata Tanjung Lesung, yang pada saat itu sedang ramai dikunjuni turis yang hendak merayakan liburan akhir tahun bersama keluarga. 

Karena bosan #dirumahaja, akhirnya saya memutuskan untuk berwisata ke Banten dengan mobil - mengingat saya masih belum mendapat izin dari keluarga untuk berpergian jauh dengan pesawat. 

Saat browsing 'Tanjung Lesung' di Google, saya memang membaca bahwa tsunami pernah terjadi di tempat ini. Namun, saya tidak menyangka bahwa lokasi yang saya akan kunjungi adalah lokasi utama yang terkena dampak paling parah saat itu. Saya hanya fokus pada betapa cantiknya foto-foto pantai yang ditampilkan Google. Ada rasa sedikit ragu apabila lokasi pantai yang sebenarnya tidak secantik foto-foto saya lihat. Hmm.. Ayo, kita buktikan.

Membicarakan dan membahas kualitas pelayanan dari suatu hotel itu memang penting. Tapi, terkadang ada hal yang tak kalah pentingnya, yaitu guest experience - yang terkadang tidak semua hotel dapat memberikannya. Guest experience itu lebih dari sekedar kualitas tidur, lokasi hotel, pelayanan staff, rasa hidangan, dan kebersihan. Adalah satu faktor 'x' yang membuat pengalaman menginap menjadi sangat berkesan dan tidak terlupakan. Guest experience yang tak terlupakan inilah yang membuat tamu ingin selalu kembali ke hotel itu.

Masih tentang seputar perjalanan saya yang lalu ke Belitung, di mana saya memutuskan untuk menginap di Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung. 

Sebenarnya ada banyak konsiderasi saya dalam memilih hotel saat berlibur. Kalau berkunjung ke pulau, buat saya, yang paling utama adalah faktor kedekatan lokasi hotel dengan pantai. Semakin beachfront atau dekat dengan pantai, maka saya semakin senang - walaupun terkadang, hotel yang semakin dekat dengan pantai, biasanya harganya semakin mahal karena ia memiliki daya tarik tersendiri. Saat itu memang ada beberapa hotel yang baru buka di Belitung. Tapi, setelah melakukan research dan dilemma yang cukup lama, akhirnya saya memilih Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung.

Hotel ini memiliki lokasi yang tepat di depan pantai, begitu pula dengan kolam renang dan restorannya. Sehingga kita bisa melihat keindahan sunset ataupun sunrise dari kolam renang dan tempat breakfast. Pantainya pun tidak curam dan banyak bebatuan sehingga cocok untuk menghabiskan waktu untuk duduk-duduk santai di pasir. 

Pantai di Belitung itu terkenal dengan banyak batu-batuan besarnya, yang sebagian mempercayainya sebagai batu meteor, yang tersebar di garis pantainya maupun laut. 

Di Santika Premier, mereka juga menyediakan suatu fasilitas seperti deck yang terbuat dari kayu dimana tamu dapat nongkrong cantik di atas laut dengan pemandangan yang luar biasa. Spot ini juga dilengkapi dengan beanbags berwarna-warni yang membuat tempat ini menjadi instagram-able. Dan berbicara mengenai spot yang instagram-able, Santika Premiere Beach Resort memiliki banyak sudut lainnya yang sangat kekinian untuk konten Instagram - nggak hanya satu.

Sunset di pantai di depan hotel

Kolam renang di resort ini memang hanya satu dan ukurannya juga tidak begitu besar. However, when it comes to the view, kolam renangnya langsung menghadap pantai. Another good spot for social media content! 

Kamar yang saya pilih adalah Deluxe Room. Dari segi luas kamar dan amenities semuanya bisa dibilang standard hotel yang baik. Kamar mandinya pun terbilang luas. Spot paling saya suka di kamar adalah balkonnya karena langsung menghadap ke resort dan laut. Pada sore hari, ketika lelah habis bermain di pantai, saya menghabiskan waktu dengan ipod saya duduk di kursi bundar di balkon sambil memandang keindahan golden hour dan matahari terbenam. Dan ketika pagi hari, saya bisa menyaksikkan matahari perlahan mulai naik dan menyinari bumi dari balkon kamar saya. 

Sunrise view from the balcony

Selama saya bekerja di dunia perhotelan, jarang sekali saya bisa menemukan hotel atau tempat penginapan yang menawarkan pemandangan matahari terbit dan matahari tenggelam untuk tamunya. Biasanya tamu hanya bisa melihat salah satu pemandangan itu atau bahkan tidak sama sekali. Tapi tidak di satu hotel ini.

Saat breakfast pun, kita masih diberikan view pantai yang membuat saya tidak berhenti bersyukur untuk keindahan alam ini. 

Hanya dengan harga kisaran IDR 500,000 - IDR 600,000* per malam, saya bisa merasa dekat dengan alam dan pantai yang masih asri sambil menikmati akomasi dan fasilitas layanan yang baik. Sunggu sangat recommended untuk stay di Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung.

Website: Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung

Phone: +62-823-7189-1889 

Email: belitungpremiere@reservation.santika.com

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Apakah kamu salah satu dari banyak wanita yang sudah mencoba puluhan atau bahkan ratusan produk kecantikan yang banyak diperbincangkan orang tapi...belum menemukan produk yang tepat untuk kulitmu? In my early 20s, kulit saya sangat berjerawat di area dahi, samping mata dan rahang. Saat itu adalah saat dimana saya sedang suka-sukanya dengan makeup. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi kulit mempengaruhi kepercayaan diri saya untuk bersosialisasi. 

1. Dengan kapas wajah, saya menggunakan Garnier Micellar Oil-Infused Cleansing Water sebagai tahap pertama untuk membersihkan makeup di wajah. Kocok botol supaya cairan minyak dan airnya menyatu. Ketika saya memakai heavy smokey eyes, saya meletakkan kapas di kedua mata saya dengan produk ini dan menunggu beberapa detik (sekitar 10 - 20 detik) sambil memberikan tekanan pelan. Ini membuat produk makeup yang biasanya 'bandel' untuk dihapus menjadi sangat mudah hilang hanya dengan satu usapan. Saya juga suka dengan aroma produk ini yang menurut saya cukup mewah dibandingkan dengan micellar water drugstore lainnya. Harganya pun cukup terjangkau.
2. Dalam kondisi wajah kering tanpa air, saya menggunakan L'Occitane Immortelle Cleansing Oil sebanyak dua pump. Lalu menggunakan oil-nya di wajah dengan gerakan putaran (circular motion) untuk membantu mengangkat sisa kotoran dan makeup yang masih menempel di wajah. Gerakan putaran sambil memijat wajah juga bisa membantu melancarkan sirkulasi darah. Aroma bunga Immortelle dari produk ini juga memberikan sensasi relaksasi. Setelah memastikan produk sudah merata di wajah, saya membasahkan tangan dengan sedikit air. Lalu, dengan tangan yang basah, mengusap wajah dengan dengan gerakan mencuci muka seperti biasa. Produk yang tadinya minyak sekarang berubah menjadi busa setelah terkena air- layaknya sabun cuci muka (water-based).
3. Walaupun produk sebelumnya juga sudah berfungsi sebagai sabun pencuci wajah, saya belum berhenti sampai disitu untuk memastikan bahwa kulit saya telah bersih. Saya menggunakan produk pembersih ketiga, yaitu Innisfree Olive Real Cleansing Foam. Produk ini berperan seperti sabun cuci muka biasa dan saya menyukai efek bersih yang diberikan setelah saya mencuci wajah dengan ini. Ada bunyi 'keset' di wajah yang menandakan bahwa tidak ada lagi bekas minyak dari produk sebelumnya.
4. Ini adalah optional. Biasanya setelah kulit saya terasa bersih dan seperti terlahir kembali, saya tetap menggunakan toner untuk menetralisirkan efek buruk air di wajah. Usahakan untuk tidak menggunakan toner yang mengandung alkohol. 

Everybody might have been impacted by the current global situation differently. However, one thing for sure, we are all on the same boat even though the affects could be vary for each person; might be depression, unemployment, loneliness, recession and many more. The pandemic is actually warning us to work not only on our physical but also mental health.

Usually this is the best time when your mind to play trick with you. When the situation makes feel uneasy and uncomfortable with the uncertainty, your mind would try to tempt you to bring back to those comfortable and familiar experiences in the past. And I am pretty sure, amongst all those beautiful memories in the past you have ever thought of is a chapter about your former loved one.

With most of the time spent on the internet and your mobile, everything makes it easier for us to revisit those unforgettable memories - although sometimes those memories are not really beautiful but still, they made you feel something back then - and you want the familiar feeling. Starting from visiting the online profile on social media, checking how he has been doing and coping with the situation, whether he is already in a new relationship with someone, what he is up to lately, whether he misses and thinks of me sometimes and go on and on...

Does this happen to you too?

It does to me.

Instead of trying to vigorously say NO to this and blame yourself for bringing back that one person who might have left you a scar, it is actually better to let the whole idea come and then let it go by itself. When I miss this one person, the thoughts about this person mostly came during the night before I went to sleep. I let myself to experience that feeling when I miss that person, perhaps by listening to the old playlist. However, I won't do anything about it until it goes. Once, it got worse and I even dreamed about it.

Actually, you do not really have to be so hard on yourself. If you think everything ends in a good term and you are still being friend, that is totally fine if you want to reach out. However, I don't know how many times I've said this to others: I live by the movie "He's not Just That Into You".

Who am I to avoid you to not talk or reach out to the person you love, right? Nevertheless, if you still doubt about it, let's try to go through the following thoughts.


"Darling, You are Just Bored." 

Like I've mentioned in earlier, this whole situation is crazy and new to us. Don't bring back the person who is supposed to be left behind into your present life.

"Trust the Universe."

If it is meant to be then it will - without having you to have too many thoughts and efforts.

"You Don't Need That Person."

Why? Because if you need that one particular person, the Universe will bring that person to you. We always get what we need, don't we?

"Sorry, tell me again why you two ended the relationship? And how did it end?"

This might involve some anger, resentment, sadness and heartbroken, which means that that person is not right for us. There is a reason why it did not work.


Do yourself a favor and sleep on it.