Apa Kabar Wisata Tanjung Lesung? Ini yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Berangkat

September 07, 2020

Akhir tahun 2018 menjadi satu kisah pilu bagi warga sekitar Pandeglang, Banten. Aktivitas Gunung Anak Krakatau mengakibatkan gelombang tsunami yang memorak-porandakan kawasan wisata Tanjung Lesung, yang pada saat itu sedang ramai dikunjuni turis yang hendak merayakan liburan akhir tahun bersama keluarga. 

Sudah hampir dua tahun setelah kejadian, bagaimana kabar tempat wisata Tanjung Lesung ini? 

Karena bosan #dirumahaja, akhirnya saya memutuskan untuk berwisata ke Banten dengan mobil - mengingat saya masih belum mendapat izin dari keluarga untuk berpergian jauh dengan pesawat. 

Saat browsing 'Tanjung Lesung' di Google, saya memang membaca bahwa tsunami pernah terjadi di tempat ini. Namun, saya tidak menyangka bahwa lokasi yang saya akan kunjungi adalah lokasi utama yang terkena dampak paling parah saat itu. Saya hanya fokus pada betapa cantiknya foto-foto pantai yang ditampilkan Google. Ada rasa sedikit ragu apabila lokasi pantai yang sebenarnya tidak secantik foto-foto saya lihat. Hmm.. Ayo, kita buktikan.

Hanya dengan bermodal Google Maps dan mobil city car Honda Brio, saya dan sahabat saya berangkat dari Jakarta hari Jumat pukul 05.00 pagi, lengkap dengan segala protokol kesehatan. Kami tetap memakai masker selama perjalanan dengan hand sanitizer siap siaga. Setelah empat jam berkendara, akhirnya kami tiba di kawasan Tanjung Lesung. Lokasinya cukup luas dan kami harus masuk ke dalam area hingga bisa menemukan lokasi pantainya. Ternyata pantainya tidak ada yang dibuka untuk umum. Kami harus masuk melalui Lalassa Beach Club. Harganya adalah IDR 30,000 per orang dan nanti tiket dapat ditukarkan dengan teh kotak. Dengan tiket ini, kami dapat bermain sepuasnya hingga pukul 19.00. 

Kami adalah pengunjung pertama di hari itu. Lokasinya memang masih tampak asri dan beberapa fasilitas masih dalam pembangunan. Saat itu kami tidak terlalu memusingkan fasilitas yang memang seadanya, kami hanya fokus ke pantai, birunya laut, dan segarnya udara. Akhirnya setelah delapan bulan di rumah aja...

Untuk mencegah masuk angin karena hendak menghabiskan banyak waktu di pantai, kami memutuskan untuk sarapan dulu. Saya pesan nasi goreng kampung - yang gampang dan yang pasti-pasti saja. Betapa nikmatnya bisa makan nasi goreng di pinggir pantai, di bawah pohon rindang dengan angin laut yang sejuk. Sambil makan, mata kami masih mencari-cari area lokasi pantai yang memungkinkan untuk jadi tempat berendam. Jadi setelah makan, kami jalan menyusuri jalan setapak pinggir pantai. Awalnya kami bingung, kenapa ada jalan yang tiba-tiba hilang atau bahkan rusak dan dipenuhi batu-batu. Kami tetap berjalan terus hingga menemukan Tanjung Lesung Resort yang tampak segar dengan bangunan barunya. Tepat di depannya memang ada pantai, tapi penuh dengan batu-batu sehingga kami terus berjalan mencari pantai lokasi yang aman. Sejauh mata memandang, tidak ada siapa-siapa di halaman resort. Hanya terlihat beberapa orang sedang berada di restoran resort - mungkin sedang breakfast. 

Setelah berjalan beberapa langkah dari depan resort, kami melihat gazebo kosong dan beberapa spot cantik untuk foto-foto content Instagram. Kami duduk sebentar disana. Ya Tuhan, indah sekali! Biru sejauh mata memandang dan udaranya sungguh segar! Sesekali kami membuka masker sejenak untuk menghirup udaranya. Kami memilih hari yang tepat - apabila kamu tidak suka keramaian seperti saya, maka kamu harus menghindari datang saat weekend. 

Di sebelah kiri ada area pantai yang sungguh cocok untuk kami berendam. Area pasir putih cukup luas dan air laut bersih dan cukup dangkal. Di awal saat kami tiba, kami disambut dengan mendung dan gerimis, tapi Tuhan mendengar doa kami. Ketika kami bermain di pantai, langitnya begitu biru! 

Ketika sudah terlihat beberapa warga lokal mulai mengunjungi pantai itu, kami memutuskan untuk udahan - mengingat kami juga sudah berjam-jam disana dibawah hangatnya sinar mentari. Kalau ditanya apakah gosong? Of course! 

Sekitar pukul 13.00 kami jalan kembali ke area beach club, dan.... tiba-tiba mendung dan hujan! Kami lari dan akhirnya memutuskan untuk makan siang di tempat awal. Sambil menunggu sahabat saya makan, saya akhirnya berbilas dulu. Ruang bilasnya besar, bersih sih tapi... gelap dan cukup mencekam. Ada banyak bilik, lampunya mati dan karena mendung jadi semuanya gelap. Saya dilemma apakah mau balik menunggu teman saya atau lanjut saja. Tapi karena saya malas untuk jalan kembali ke tempat makan, saya mencoba memberanikan diri. Saya tidak takut ada manusia yang mengintip - justru saya takut kalau ada yang tidak kasatmata! Sambil baca doa dalam hati, saya buru-buru mandi dan bersih-bersih. Kebayangkan kalau kamu sampai cuci muka dengan mata terbuka karena takut kalau merem tiba-tiba....

Anyway, untungnya adalah saya saat itu tidak kepikiran akan tragedi tsunami di kawasan itu yang juga memakan banyak korban. Sungguh, saya tidak sadar hingga akhirnya saat di jalan, sahabat saya baru membaca di Google. Kalau saya sudah tahu dari awal, tidak mungkin saya berani sama sekali. 

Rencana awal kami adalah untuk stay sampai kami menyaksikan sunset. Tapi, apa boleh buat, awan tebal menutupi cakrawala. Jadi, kami memutuskan untuk jalan ke arah balik. Kami mencoba menghindari peraturan ganjil genap di wilayah Jakarta - mobil saya ber-plat ganjil sedangkan hari itu tanggal genap. Kami berhenti di hotel terbaru di daerah Banten, yaitu Novus Jiva - hotel yang sedang kekinian. Bangunannya cantik dan megah - sungguh terlihat baru dan berbeda bila dibandingkan dengan hotel-hotel lainnya di daerah itu. Hotel ini juga menjalankan protokol keamanan yang sangat baik, tidak hanya untuk pengunjung tapi juga staff-nya. Semuanya memakai masker dan face shield. Ambience dan servis dari hotel ini sangat baik. Cocok untuk staycation bersama keluarga dan sahabat. Hotelnya berada di seberang pantai, jadi view-nya laut dan sunset!

Yuk, bagi yang sudah melapuk di rumah saja, ayo keliling dan traveling lagi untuk membantu industri pariwisata lokal! Mulai dari tempat-tempat yang dekat dulu. Ingat tetap laksanakan protokol kesehatan dan pakai masker! Jangan lupa selalu membawa hand sanitizer dan peralatan makan sendiri. Research kapan waktu ramai dan hindari berkunjung di akhir pekan. Selalu jaga jarak dan jangan lupa berdoa agar diberikan perlindungan-Nya :)

HAPPY TRAVELLING!


About Author
Edlyn is a full-time hotelier and digital marketer. 
She loves to write about tourism and travel, self-love and anxiety. 

You Might Also Like

0 comments